KARO - Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pribahasa tersebut dialami para petani cabai merah di Kabupaten Karo saat ini, lantaran harga jualnya ' terjun bebas' di pasar.
Bahkan bukan itu saja, mahalnya pupuk menjadikan petani 'tambah 'menjerit'. Harga cabai merah hanya dibanderol Rp.10.000 per kilogram dari harga normal Rp. 25.000 dan Rp. 30.000.
"Kalau harga jualnya saat ini, sudah sangat meresahkan. Kalau masih diharga normal, yah mungkin masih bisa draw Tapi ini, sudah pupuknya mahal ditambah harga jual ke pasaran sangat murah. Tentunya kami para petani khususnys petani cabai menjadi rugi total, " ujar Muliadi seorang petani cabai merah, disela-, sela pemackingan, Selasa (30/05/2023).
Selain itu, Ia menduga, jika turunnya harga cabai merah secara drastis, diakibatkan dengan datangnya cabai dari luar daerah di pasar Kota Medan.
Baca juga:
FMN : Samarinda Siapkan Diri Songsong IKN
|
"Tidak tahu dari daerah mana datangnya. Sehingga seluruh pasar di kota Medan banjir cabai merah. Bukan itu saja yang membuat kita pusing. Pupuk NPK nonsubsidi mencapai Rp. 800.000 perpaketnya, " keluh Muliadi.
Dijatakannya lagi, ketersediaan pupuk subsidi saat ini semakin jarang atau langka ditenukan di pasaran. "Kalau pupuk urea yang subsidi berkisar Rp. 135.000 perzak. Tapi sulit didapat meskipun murah, " ketusnya.
Sementara dari hasil investigasi wartawan disalah satu pasar tradisional. Para pengepul cabai merah, hanya membanderol Rp.8.000 hingga Rp.12.000 perkilogram dari petani.
"Kalau untuk yang kualitas top super. Biasanya kami beli dari petani hanya Rp 11.000 dan Rp 12.000. Itupun untuk harga hari ini sajai, " ujar Fredy Ginting (45).
(Anita Theresia Manua)